Thursday 28 February 2019

Belitung "foto-foto cantik di bibir pantai"


"Besok saya jemput di hotel jam 9 yah, kita foto-foto cantik di pantai" begitu kata Pak Miat, pemandu kami selepas mengantar kami ngopi-ngopi cantik di hari kedua.
"Basah-basahan lagi ngga nih pak? Biar kita ngga jemur baju lagi di perahu" kata salah satu dari kami, trauma kemaren, karena belum apa-apa baju udah basah kuyup.
"Ngga nyebur kita, foto-foto cantik aja di bibir pantainya"

Tapi dasarnya pada ngga nurut atau terlanjur trauma, kami bawa celana ganti, just in case kami akan nyebur-nyebur elegan di bibir pantai kan?

Ngga seperti di hari kedua yang dijemput pagi-pagi banget, hari ketiga ini kami agak nyantai, abis sholat subuh masih bisa tidur lagi. Pukul 8 sarapan dan pukul 9 siap beredar.

Judulnya foto-foto cantik, gue pake alis, eyeshadow dan eyeliner, berharap ngga akan luntur karena keringat, eh luntur-luntur juga kena keringet, belum lagi eyeshadow gue ada glitternya kan, penuh deh tuh semuka-muka, bling-bling dah muka gue wkwkwk.

Langit pagi itu cerah bikin bahagia seperti hari kemarin, dan jalanan masih lenggang. Oiya sebelum kami ke pantai, kami mampir dulu beli oleh-oleh. Letaknya ngga jauh dari hotel. Ada macam-macam kerupuk, terasi, kopi, kaos, gantungan kunci dll. Harganya juga sangat variatif, dari 10rb-100rb.

Kelar beli oleh-oleh kami melanjutkan perjalanan menuju pantai tanjung tinggi, dari tempat oleh-oleh sekitar 30 menit perjalanan. Sebelum nyampe bibir pantai, dari jalan sudah terlihat betapa indahnya pantai Tanjung Tinggi ini.


Did i tell you guys that our tour guide is such a nice man? Sebelumnya gue ngga pernah sih ngetrip pake tour guide begini, tapi untuk kesan pertama Pak Miat ini orangnya asik, meski gue sering jadi korban bullyannya tapi ngga bikin suasana awkward di antara kami dengan Pak Miatnya sendiri. Atau emang tour guide semuanya kaya gitu kali yah? Entahlah ehehe.

Sampai di Pantai Tanjung Tingginya, ngga banyak perahu kaya di bibir pantai yang di hari kedua sih, pas kami dateng ada 3 anak lagi main basah-basahan di bibir pantai, sementara orang tuanya piknik, lagi makan sambil gelar tikar. Oiya di pantai ini banyak anjingnya, tapi ya ngga gigit juga sih, no need to worry hahaha. Musholah di sini ngga senyaman di tempat yang kemarin, pengunjungnya juga lebih sepi dari yang kemaren.








Kami foto-foto cantik, dari bergaya seperti princess, nyai situ bagendit yang angkuh, gaya kungfu sampe gaya saranghae a la a la. Nah si Pak Miat ini kan ngarahin gaya buat kami, pokoknya kalo udah saranghaenya keluar berati itu gaya terakhir dan kami akan pindah dari situ wkwkwk.













Untuk pantainya sendiri sih ngga kalah cantik dari yang kemaren yah, bebatuannya sama banyaknya, perpaduan langit, daun hijau dan biru-hijaunya air laut di pantai tanjung tinggi sangat pas, cantik sekali. Seperti kami. Ehe.

Oiya, gue naksir banget sama pasir di pantai belitung. Halus banget. Suka. Pengen bawa sekarung tapi harus nambah bagasi. Hiks. Takut diblacklist juga sama warga Belitung. Wkwk.

Selepas sholat dhuhur, kami pindah mengunjungi danau kaulin, namun nampaknya cuaca cerah hanya di pagi hari saja, sebelum kami sampai di danau kaulin, Belitung sudah diguyur gerimis. Untung bawa payung, inget tips di postingan belitung yang pertama kan? Selalu bawa payung. 

Karena hujan dan langit yang gelap jadi foto-foto di danau kaulin ngga banyak, karena kami juga ngga boleh turun ke deket danaunya, talut longsor kata Pak Miat.



Bingung mau ke mana lagi, kami diajak ke rumah adat Belitung, ada penyewaan bajunya juga, tapi kami sih ngga nyewa, cuman foto-foto doang wkwk.

Di rumah adat Belitung ini, kami menjumpai adat pernikahan Belitung, baju adat yang dipake pas upacara pernikahan, makanan apa saja yang dimakan oleh pengantinnya.













Belum ada 1 jam, kami sudah bosan dan sepertinya Pak Miat juga bingung mau ngajak kita ke mana lagi, karena yang ada di itenerary sudah semua dikunjungi, jadi kami diajak ke hutan mangrove, ada pantainya juga.














Pantai gusong bugis. Kalo langitnya biru kuyakin pantai gusong bugis ini ngga kalah cantik dari pantai-pantai lainnya di Belitung, cuman karena hari itu cuaca hujan dan langit sangat kelabu, jadinya kaya di running man gitu yang tempat mereka maen lumpur.







Sebelum akhirnya memutuskan kembali ke hotel, kami menyempatkan makan malam terlebih dahulu di Dapoer Belitung, enak banget sih guys kalo menurut gue yang cuman bisa bedain makanan enak dan ngga enak ini wkwkwk, dari sekian banyak seafood yang kami makan selama di sana, di Dapoer Belitung ini yang paling enak. Hihi



Sebenernya banyak banget kejadian-kejadian memalukan and something stupid that i did or i said in this trip, tapi kayanya ngga usah gue posting di blog juga kali yah ehehe, malu loh saya kalo diceritain hahaha.

Belitung is pretty, and also heal the part of my mind and my heart. I hope Belitung will do the same at you guys too! Enjoy the view as much as we do (^.^).

Monday 25 February 2019

Belitung “Snorkling Gagal di Pulau Lengkuas"

Belitung yang terkenal dengan keindahan bawah laut dan pulau-pulau kecil di tengah laut yang masih biru ini memanjakan mata kami yang biasa dimanja oleh keindahan oppa-oppa. *bentar istigfar dulu*





Jadwal yang kami dapat dari travel di hari kedua ini adalah pergi mengunjungi pulau-pulau dan snorkeling di pulau Lengkuas. Pertama liat jadwal dan nemu snorkeling sebenrnya aku excited sekali, karena emang belum pernah. Tapi apa yang terjadi selanjutnya, mari kita simak di postingan ini.

Sebelum kami didrop di hotel pada hari pertama, Pak Miat bilang kalo besok sebelum snorkeling akan poto-poto dulu setengah badan pasti basah, jadi bawa baju gantinya 2, 1 untuk snorkeling dan 1 untuk pulangnya. Tapi karena kami membawa baju terbatas dan emang dasarnya pada ngga nurut, kami cuman bawa baju untuk snorkeling 1 set dan Cuma bawa bawahannya doang, eh tapi gue bawa spare kaos sih, dan untungnya ada jaket juga di mobil. Teh Nida juga sama bawa spare baju, sedangkan si Inas dan Teh Ika jemur baju di perahu kwkkwkw.



Kami bangun pagi-pagi sekali agar bisa sarapan dengan santai dan jam 8 udah bisa langsung jalan, sarapan pukul 7.00 kembali ke kamar pukul 7,45 untuk ambil tas trus langsung ke bawah lagi, dan mobil Pak Miat sudah nongkrong manis di depan hotel.

Tepat pukul 8.00 kami berangkat dari dari hotel menuju pantai Tanjung Kalayang. Perjalanan sekitar 30 menit. Di hari Senin yang kalo di Tangerang orang-orang udah sibuk mencari pundi-pundi, di Belitung masih tetap sepi, kita cuman menjumpai beberapa kendaraan saja di jalanan, itupun jarang-jarang. Dan langit Belitung pagi itu Masya Allah bagus sekali, birunya bikin bahagia wkwk.




Setelah kami tiba di Pantai Tanjung Kalayang, kami foto-foto di bibir pantai, di tamannya, baru setelahnya kami naik perahu untuk ke pulau Lengkuas.













nyengir sih lebar, padahal dalem ati deg-degan soalnya slorotannya bunyi kreot-kreot begitu gue dudukin wkwk







Perjalanan laut menggunakan perahu memakan waktu kurang lebih 30 menit, tapi karena kita berhenti di hampir semua pulau-pulau kecil di sekitarnya untuk foto-foto, jadinya mungkin sekitar 1,5 atau 2 jam kami baru sampai di pulau lengkuas.

Laut dan Langitnya emang jodoh deh kayanya, indah dipandang banget, langitnya biru air lautnya juga biru kehijau-hijauan, Cantik. Seperti kami. Wkwkwk.








gaya gue udah kaya Ibu Susi belum? XD




Sekitar 10 atau 15 menit kami berperahu ria, perahu kami berhenti di depan sebuah pulau yang kata Pak Miat sih spot foto-foto, jadi kami berfoto dulu di depan pulau itu, tapi ngga turun karena sepenglihatan gue sih kaya cuman batu-batu gitu ngga ada daratannya, terus kayanya masih dalem juga, jadi kami hanya foto-foto di atas perahunya saja, dan gue yang so-soan mau gaya yoga 1 kaki diangkat ini hampir saja terjebur hahaha.








pose centil a la a la


Selepas dari situ, perahu kami kembali berlayar ke pulau  lagi, tapi monmaap nih gue lupa nama 
pulaunya apa ehehe. Ada sekitar 3 atau 4 kali kami berhenti untuk foto-foto sebelum akhirnya kami 
sampai di pulau lengkuas.

Selama kami foto-foto di pulau-pulau ini, gue lah yang selalu jadi korban sang pemandu wisata, gue selalu menjadi yang pertama difoto, jadi ketika melihat hasil foto gue kurang ok, maka sang pemandu akan nyari spot lain yang sekiranya leih bagus. Jadi pas gue foto, gue Nampak seperti sedang befoto a la ballerina di tengah-tengah kebanjiran, begitu liat hasil gue yang sudah hampir seluruh badan terendam Pak Miat geser sedikit ke spot yang ngga terlalu dalam, dan terlihat paaaas sekali ketika ketiga teman gue ini difoto. Kzl.

ini bukan korban banjir



Begitu tiba di pulau lengkuas, ada bule lagi ngajarin 2 anak kecil, mungkin anaknya, mungkin keponakannya, mungkin muridnya, entahlah. Tahukah kalian apa yang teman0temanku bilang begitu mereka melihat bule tersebut? “Roh, itu ada obsesi kamu” wkwkwk. Jadi pas di bandara sebelum kami terbang ke Belitung, gue bilang kalo bule itu obsesi, sedangkan oppa itu misi hidup HAHAHA *sebentar aku mau istigfar lagi* jadinya mereka tiap liat bule bilangnya obsesi aku banget wkwkwk.

Hari itu cuaca bersahabat, langitnya sangat biru dan angin yang lumayan kencang, tapi yaaa agak panas sih. Setelah kami puas foto-foto di pulau lengkuas sebelum snorkeling, kami pun lapar, dan karena kata Pak Miat kami baru akan makan siang setelah snorkeling, jadi kami memutuskan untuk membeli indomie terlebih dahulu dan air kelapa. Indomie dengan telur dipatok dengan harga 20rb, sedangkan kelapa 1 bulet (?) 25rb.

Pukul 13.20 kami berangkat ke tempat snorkeling. Awalnya seneng banget karena akhirnya bisa 
ngerasain snorkeling, biasanya cuman bisa liat di feed instagram orang-orang hahaha. Pas udah pake setelan lengkap, seperti biasa gue  disuruh yang pertama kali nyebur.

Such a coward sih tapi, baru nyebur setengah badan udah panic, trus naik lagi HAHAHA, “teteh aja dulu deeeh, aku nanti aja”  tapi dijawab kompakan sama mereka plus pemandunya “udah lu duluan ajaaaa” suwe bener punya temen seperjalanan.

Gue pun turun lagi, baru 5 detik seluruh badan masuk ke air dan melihat pemandangan bawah laut yang rupawan, kemudian air laut masuk ke mulut ke idung bahkan ke mata, langsung tangan gue sibuk melambai-lambai mencari pertolongan ke si bapak, padahal ya kayanya ngga mungkin juga tenggelam, wong udah pake jaket pelampung kok wkwkwk

Gue langsung diseret ke tangga perahu lagi, gentian sama yang lain. Teman-teman gue nampaknya lebih berani dari pada gue, mereka terlihat begitu menikmati pemandangan bawah laut. Sedangkan gue, begitu liat ke bawah dan membayangkan bahwa kaki gue ngga bisa napak ke dasar, gue terserang panic dan membayangkan yang tidak-tidak HAHAHAHA.

Setelah kejadian snorkeling gagal itu, gue menjadi santapan bullyan hangat ketiga teman gue dan sang pemandu wisata. Aku rapopo gaes J. Asal kalian senang akupun senang. (dalam hati “tunggu saja pembalasanku *smirk*).







ngatau dah ini gaya macam apa?





ceritanya disuruh memberi salam ke bintang laut.

Lelah menghadapi rasa panic snorkeling, kamipun kembali lapar, dan mampir ke pulau kepayang untuk makan siang. Nah jadi kemarin itu Pak Miat sudah nanya kalo nanti makan siangnya mau apa? Biar dipesenin, soalnya cuman ada 1 dan harus pesen dulu, budgetnya 80rb/orang. Kami pesen seafood, ada ikan dibakar dan dipepes, ada udang bakar dan kepiting balado dan cah kangkung. Saran gue sih mending bekel aja dari hotel ehehe.




tangan kiri gue lagi sibuk nyari-nyari tangan si bapak






gue mah borooo bisa pose begini ><


maap silau




“pak poto aku tadi ada yang bagus ngga?” gue tanya, gambling sih ini sebenernya, ada potonya aja udah syukur Alhamdulillah wkwk.
“ngga ada, nyemplung juga ngga kamu mah, foto martili tuh tadi bagus, ada terumbu karangnya” begitu jawab si bapak, gue pikir yaudahlah ngga ada poto dalam aer ngga apa-apa asal poto di darat banyak aja, eh taunya pas poto dikirim ada poto gue meski posisinya tegang banget dan kalo ngga tegang tangannya sibuk mencari-cari pertolongan si bapak wkwkwkw.

“pak, kenapa sih ngga cari yang agak dangkalan gitu, biar kaki aku bisa napak ke bawah?” kata gue saat perjalanan kembali ke hotel.
“kalo kaki kamu napak ke dasar nanti nginjek terumbu karang, nanti terumbu karangnya pada mati. Segitu tuh udah yang paling dangkal padahal, palingan cuman 2 meter”

Sejak detik gue gelagapan mencari pertolongan karena menelan air asin, gue mikir kayanya gue ngga mau snorkeling lagi deh, kapok, ngga cocok buat gue, tapi mendengar bullyan teman-teman gue dan pemandu gue yang kayanya bahagia banget, gue mempunyai cita-cita untuk bisa berenang, seenggaknya supaya gue ngga panic lagi ketika melihat ke bawah wkwkwk.

Sebelum kami kembali ke hotel, sunset hari itu terlihat begitu menawan sehingga Pak Miat engajak kami mampir sebentar ke dermaga (lupa gue namanya apa yah) untuk melihat sunset.

Perpaduan langit nya luar biasa sih, biru campur orange, gue nggatau harus nulisnya gimana, kalian lihat aja fotonya yah ^^.









Sebelum kami kembali ke hotel kami diajak ke tempat ngopi dulu, karena dari paket travel ada kopi gratisan juga ehehe, jadi kami ngopi sekalian nyemil-nyemil lagi.







Sebenernya masih banyak banget stok foto, gue ampe bingung mau upload di mana lagi wkwkk, ya bayangin aja 3 hari liburan poto yang kita dapet 1500an? Wow! Gimana foto-foto doang ngga bikin lapar kan? wkwk. dari gaya tengok kanan tengok kiri udah kaya mau nyeberang, terus disuruh duduk, lalu berdiri lagi. pantesan kaki gue sakit pas hari ketiga, ternyata ini penyebabnya. 


Sekian untuk hari kedua yang menyenangkan ini. Lusa gue posting lagi tentang hari ke3 trip kami yang menyenangkan ini. Semoga bisa jadi referensi, atau mungkin menghibur karena melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah-wajah kami J.